Senin, 05 Juli 2010

Tradisi Tukar Makanan Warnai Maulud Nabi

(119) sumber hu-nusabali-27022010
Tradisi tuikar menukar makanan mewarnai perayaan hari kelahiran Nabi (maulid nabi) Muhammad SAW di berbagai pelosok desa di Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Warga terlihat berduyun-duyun membawa berbagai jenis makanan dan buah-buahan yang mereka miliki ke masjid dan surau di desa terdekat. Salah satunya seperti yang terjadi di desa Gagah dan desa Sokalelah, Kecamatan Kadur, serta sejumlah desa lain di wilayah tersebut.
Menurut tokoh masyarakat setempat Mustain, tradisi tukar menukar makanan pada perayaan maulid Nabi semacam itu sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu.
"Sudah duapuluh tahun lebih ada tradisi tukar menukar makanan seperti itu disini," kata Mustain, Jum'at (26/2).
Tradisi tukar menukar makanan pada perayaan maulid Nabi ini berbeda dengan tradisi tukar menukar makanan oleh warga Madura disebut 'ter-ater'.
Pada tradisi 'ter-ater' sistem penukaran makanan dilakukan dirumah-rumah warga dengan cara diantar.
Namun pada tradisi tukar menukar makanan maulid Nabi, tukar menukar makanan dilakukan di masjid-masjid dan suaru di desa itu. Semua warga yang datang ke masjid dan surau (mushala) membawa makanan, lalu ditukar dengan makanan orang lain yang juga membawa makanan.
Penukaran makanan dilakukan setelah pembacaan salawat berzanji, yakni jenis selawat yang berisi puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW.
"Setelah pembacaan salawat itu kami lalu makan bersama dan sisanya saling tukar," kata Misnadi, salah seorang pengurus Takmir Msjid di desa Gagah, Kecamatan Kadur, Pamekasan.
Menurut warga, selain bisa mempererat hubungan kekeluargaan antara sesama warga, tradisi tukar menukar makanan pada peringatan "maulid nabi" itu juga diyakini bisa menambah rezeki dan keberuntungan warga di masa yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar